PPC Lokal Indonesia

Friday, May 23, 2014

CERPEN LUCU SEKALI NGOCOK PERUT


Tegal, siapa yang gak tau kota tegal. Kota yang terkenal dengan jawa medoknya, ya. Dan disinilah kota tempat lima anak ini tinggal, Rono, caul, moso, indun dan dedy. Tepatnya desa pagerbarang, desa yang belum terlalu tersentuh modernisasi jaman dimana jangkrik atau genggong, biasa mereka menyebutnya, masih menjadi mainan yang asik buat mereka. Apalagi musim hujan seperti ini. Genggong pada keluar untuk mencari pasangannya.
“Mau kemana kamu ron?” tanya ibunya rono yang lagi menjahit celana rono yang sobek tersangkut paku siang tadi.
“Mau nyari genggong mak” jawabnya sambil mengambil senter di atas meja.
“Ati-ati ron lagi musim hujan. Mamak takut nanti kamu ketemu hantu kemamang” ucapnya cemas.
“Ah mamak ini, nakut-nakutin aku saja” ucapnya sambil membuka pintu “assalamualaikum” lanjutnya lalu segera berlalu dan menyusul teman-temannya yang sudah duluan ngumpul di gapura desa. Tempat biasa mereka ngumpul dan nongkrong-nongkrong.

Rono emang terkenal yang paling penakut di antara semua anak pagerbarang. Selama perjalanan dari rumah sampai gapura desa entah sudah berapa kali bulu kuduknya naik turun. Apalagi setelah ditakut-takuti sama ibunya.
“Muka kamu kenapa Dhong?” tanya caul begitu melihat muka rono yang ketakutan sambil jalan setengah lari ke arah mereka nongkrong. bodhong adalah julukan rono dari teman-temannya.
“Paling juga ketakutan gara-gara lihat daun pisang yang goyang ditiup angin” ejek dedy sok tau. Tapi memang bener sih.
“Hiiii…” rono segera duduk di tengah mereka sambil bergidik ingat ucapan ibunya. “Bener gak sih kalau musim hujan kayak gini, hantu kemamang suka pada keluar buat nyari mangsa?”.
“Iya, dan hantu kemamang paling demen mangsa orang macam kamu” ucap caul menakut-nakutinya.
“Bener tuh kata caul” ucap moso mendukung caul. “Kemamang itu paling demen sama orang penakut yang item, kurus dan jelek. Yaaa yang sejenis kamu lah”.
“hahahaha…” tawa temen-temen rono meledak bersamaan. Sedang rono hanya manyun.

Hantu kemamang adalah hantu kepala yang terbang dengan usus yang menggantung di kepalanya tanpa ada badannya dan dia menyala seperti api. Cerita dari turun temurun kalau musim hujan seperti ini dia sering keluar untuk mencari mangsa. Tapi selama ini sih belum ada manusia yang menjadi korban. Dia hanya memangsa binatang ternak. Hantu kemamang menelan mangsanya bulat-bulat dan akan keluar jadi bangkai. Hantu kemamang akan mati jika disiram lumpur.
Malam ini cuaca cukup sejuk. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Tapi juga langitnya tidak ada bintang dan bulan. Seperti yang sudah dijadwalkan malam ini mereka akan berburu genggong alia jangkrik dengan senter. Mereka tiba di kebun yang banyak genggongnya. Setibanya disana semua berpencar untuk mencari genggong. Semua sibuk mendengarkan suara genggong yang akan mereka tangkap. Setelah hampir dua jam mereka berhasil mengumpulkan beberapa genggong. Langit sepertinya mulai menurunkan titik air pertanda mau hujan. Tapi keadaan ini justru membuat genggong-genggong pada keluar sarang, sehingga mereka semakin banyak mengumpulkan genggong itu.
Saat mereka sedang asik menangkap genggong, dari kejauhan terlihat cahaya. Awalnya mereka mengacuhkannya. Soalnya mereka mengira itu orang lewat saja. Mereka berkumpul.
“Itu apaan yah?” ucap indun membuka pembicaraan.
Semua hanya terdiam. Sambil teringat dengan omongan rono sebelum berangkat berburu. Cahaya itu semakin lama semakin mendekat. Semakin membesar dan membesar… Dan seperti dikasih aba-aba semua berteriak: “ada kemamanggg…”.

Semua lari kalang kabut mencari lumpur. Dan blurrrrr semuanya nyemplung ke lubang lumpur tanpa pikir panjang. Semua bersembunyi disana dengan takut yang merayap di dadanya tanoa memedulikan lintah yang menempel di tubuhnya. Cahaya merah itu semakin mendekat dan mendekat dengan diiring suara aneh. “Tok kotok kotok kotok kotok” dan berhenti di dekat mereka. Cahaya itu langsung meredup dengan menghilangnya suara aneh itu.
Di antara Rono, caul, moso, indun dan dedy. Moso adalah yang paling pemberani. Dia mencoba berdiri dan keluar dari lumpur untuk melihat keluar diikuti sama teman-temannya. Yang jelas pasti rono yang terakhir keluar dari kubangan lumpur.
“Kalian lagi pada ngapain?” tanya mang Dali yang sukses mengejutkan mereka.
“Huaaaa…” teriak mereka bersamaan. Moso menyenter muka mang Dali. “Mang dali ngagetin ajah” ucap moso. “Tadi ada cahaya dari sana. Kami yakin itu hantu kemamang mang, jadi kami masuk ke lumpur itu” lanjutnya.
“Tadi mamang dari sana dan gak ada apa-apa” ucap mang dali heran. “atau lampu motor mamang yang kalian anggap hantu kemamang itu”. Ucap mang dali diakhiri ketawa ngikik.
“Ronooo…” teriak caul, moso, indun dan dedy bersamaan, kor. Tapi yang punya lakon sudah kabur dan ngacir duluan.

END


 

Waktu pertama gue jadi penghuni kos di kosannya om Ahong, gue lumayan seneng, biar tempatnya tidak terlalu luas dan besar, tapi tempatnya cukup nyaman dan 100 persen terhindar dari amukan nyamuk. Gue lihat kosnya cocok sama gue karena gue satu kos dengan mbak gue, jadi tempatnya pasti bisa bersih, rapi, aman, nyaman, tentram, sejahtera dan yang pasti ada yang masakin makanan hahaha… modus..
Gue sama mbak gue gak Cuma berdua, ada temen gue juga yang jadi tetangga sebelah gue, namanya Irvan. Kami sama-sama perantauan dari Sumatra selatan, satu universitas, satu jurusan, dan beda kelas. Di kosannya om Ahong ada tujuh tempat yang disediakan, mirip dengan rumah bedeng sih, gue sama mbak gue di kos nomor 4 dan si Irvan pas banget dapet nomor 5 karena kebetulan aja lagi kosong, yang laen udah pada penuh. Kos di tempat om Ahong itu selain tempatnya nyaman tentu yang dicari-cari adalah harganya yang murah, ya iyalah hari gini siapa yang mau bayar mahal uang kos.
“van, gimana kos nya oke ga?” tanya gue ke Irvan. “lumayan lah broo.. menurut gue sih cukup luas, yang penting kamar mandinya gak antri kayak wc umum lah” kata Irvan. Gue lihat sih tempatnya emang didesain sama semua, yah rapi lah fasilitas yang dikasih masih dalam kondisi fresh semua *fasilitas cuma kasur sama wc, itu juga gak ada bak mandinya… tapi overall semuanya masih baik.
“oke deh van, betahin aja tinggal disini kita cuma empat tahun kok tinggal disini”.
“iya lah broo.. kos ini mau gue jadiin istana gue sekarang, gak semua orang bisa masuk ke wilayah gue” *semangat 45 berapi-api..

Gue ngelanjutin petualangan gue menyusuri kosnya si Irvan. akhirnya gue sampai di kamar mandinya tempat dimana semua hasrat bisa dikeluarkan hahaha…
Gue lihat sih masih oke, tapi engsel pintunya hampir rusak. “van, lo mesti minta om Ahong ganti ni engsel pintu, bisa-bisa pas lo lagi ada meeting (buang air besar) pintunya lepas, bisa kena radiasi dari wc lo ntar”.
“woles sob, ntar ajalah itu juga masih bagus kok yang penting kan gue bisa memanjakan diri disana”. Irvan emang orangnya selalu anggap enteng sesuatu ntar kalau udah mempet aja baru panik deh “terserah deh. Broo.. liat sini ada sesuatu yang mencurigakan di wc lo” gue lihat sesuatu di wc Irvan. Si Irvan langsung nyamperin gue, wajahnya mulai agak panik mungkin dia pikir bekas meetingnya belum beres.
“wahh.. lobang apa ini bro?” ternyata ada keramik di wc nya si Irvan yang rusak dan membentuk sebuah lubang gelap. “Van, gue rasa ini lobang itu” kata gue dengan wajah yang super bubur serius “ahh.. bohong lo, itu kan lobang ini” jawab Irvan juga serius. Kami liatin tu lobang dengan seksama, dengan gaya mirip detektif gue sama Irvan pelototin tu lobang, kalo bisa sampe lobangnya nutup sendiri karena tatapan mata kami ,dan ternyata tidak terjadi sesuatu.

Untuk beberapa hari kita biarin tu lubang menganga dengan indahnya. “van siang ini lo makan apa?” tanya gue ke Irvan waktu pulang dari kampus, kebetulan kita pulang siang jadi gak sempat masak paginya.
“siang ini gue mau nyeduh aja, biar greget” dua bungkus mi beda rasa (mi goreng sama mi rebus) udah digenggaman kasarnya Irvan. “Vio, ntar sore kita ngePES yok!!”
“boleh dah, gue siap ngeladenin lo”.

Sekitar pukul lima sore gue sama Irvan main game bola di laptop gue, dan tentunya di kamar gue, sampai kira-kira pukul tujuh malam kita udah mulai bosan. “bro, gue laper mau nyeduh ah” Perut Irvan yang agak gendut emang udah keliatan kecil karena lapar, dia butuh asupan mie supaya tetap kenyang.
“Ouuww… mana mi gue?” terikan panjang si Irvan bikin listrik di kosan langsung padam seketika, setelah dia berhenti teriak baru nyala lagi, itu cukup bikin gue kaget, dan gue langsung nyamperin kamar kos Irvan “lo ngapain teriak?” tanya gue heran dengan tingkah Irvan yang sedikit menggila “mie gue hilang bro?” gue heran mana bisa mie jalan sendiri nolak untuk diseduh “hilang gimana, tadi lo taruh dimana mie nya?” wajah panik Irvan malah bikin gue sedikit ilfil “di dapur nih, tapi lo liat deh ada bekas mi masuk ke wc gue”. Bener sih ada bekas mi yang kayak abis diamuk masa masuk ke kamar mandinya Irvan yang gelap, mencekam, dan penuh dengan misteri yang ada di balik pintu kamar mandinya.

Gue sama Irvan nyiapin mental yang cukup gede buat masuk dan ngelihat apa yang terjadi disana, gue sama Irvan saling bertatap muka dengan wajah serius kami bertekad bulat untuk masuk dan memecahkan misteri hilangnya mie buat jatah makan Irvan.
“van, coba deh lo nyalain lampunya gelap nih” Saat Irvan nyalain lampu, terlihat jelas bahwa mie itu ada di wc si Irvan tepatnya di depan lubang yang tadi gue sama Irvan lihat. “Gimana bisa nyampe sini mie gue, gue rasa tuyul sekarang nyolongnya mi” Irvan sambil mungut bungkus mi yang isinya udah pada keluar. “bro lihat nih, mie gue ada yang makan nih” emang sih, kalau lihat dari bungkusnya, mie nya Irvan habis digigit sesuatu. “gue mau lihat isi lobang itu” Irvan jongkok dan melihat ke dalam lobang, dia bermaksud untuk masuk ke lubang itu tapi berhubung lubangnya kecil hidungnya Irvan yang penuh jerawat aja gak bisa masuk. Saat Irvan ngelihat lubang itu dengan serius dia mulai kelihatan penasaran, dia terus neglihat sampai dia sadar ada sepasang mata yang melihat ke arahnya dari dalam lubang, perlahan pemilik mata itu mendekati Irvan, tapi Irvan juga gak mau kalah dia terus melototin mata itu, perlahan tapi pasti sepasang mata itu semakin dekat dengan Irvan.
“van,ada apa sih?” tanya gue penasaran. Waktu gue mau lihat, tiba-tiba Irvan langsung teriak kenceng, yang otomatis buat jantung gue lari maraton. “broo.. gue takut” Muka Irvan yang serem sekarang malah jadi ketakutan gitu “emang ada apa sih?” gue makin penasaran aja. “Ada tikus, dan dia makan mie gue” Irvan mulai frustasi karena yang bantai jatah makannya ternyata tikus yang tinggal di dalam lubang di kamar mandinya Irvan. “gue mau pindah kamar nooo… Oh my kosssttt…” Irvan mulai teriak lagi, gue hanya bisa meratapi nasibnya, dan membiarkan jantung gue lari maraton lagi karena teriakannya.
Cerpen Karangan: Rosario Grace Olivio
Facebook: Rosario Grace Olivio
Nama saya Rosario Grace Olivio, saya masih penulis amatir dan saya mohon dukungan agar saya terus bisa memberikan cerpen kepada kita semua terima kasih.



Cerita Anak Kos 2


Kos om Ahong, kos yang sangat bersih, rapi, aman, nyaman, dan terkendali. Semua penghuni di kos om Ahong pada betah tinggal disana. Siapa saja yang sudah masuk di kawasan kos om Ahong ini, pasti bakal merasakan sensasi yang amat sangat nyaman. Bagi anak kos, tempat om Ahong ini bisa menghasilkan sedikit rejeki, why?.. Kadang om Ahong dan istrinya suka membagi makanan untuk para penghuni kos, khususnya yang masih kuliah seperti gue sama temen-temen gue, itu jadi salah satu alasan, kenapa penghuni kos om Ahong bisa betah tinggal disana.
Tapi kalau om Ahong sama istrinya lagi seret (gak ada makan gratis untuk anak kos), kita para penghuni kos cari jatah makan sendiri dan tentunya harus masak nasi itu juga kalau kita lagi gak punya uang buat beli makan. Mau gak mau para penghuni kos harus masak nasi sendiri, cari bahan makan sendiri, untuk membuat perut ini tetap tersenyum dengan asupan makanan.
Magic Jar alias penanak nasi adalah sahabat bagi anak kos, selain bisa diandalkan untuk masak nasi, penanak nasi juga bisa untuk mengukus makanan bahkan mie dengan bumbu oplosannya juga bisa masuk kesana, tunggu lima menit dan munculah mi oplosan *cara anak kos masak mie, kalo gak ada kompor…
Di kosnya om Ahong ada sebuah rumor yang beredar yang sangat dihindari oleh anak kos, bahkan melakukannya sedikit saja pada ngak ada yang berani, apalagi bila malam hari sudah tiba. Gue penasaran, jadi gue coba tanya ke penghuni kos “bang.. katanya di kos ini kalo malem gak boleh masak nasi ya?”
“iya bro, itu dilarang disini, lo penghuni baru ya?” jelas, gue adalah penghuni baru di kos nya om Ahong, baru dua bulan sih. “emang ngapain kok gak boleh masak nasi?” gue makin penasaran aja jiwa detektif gue pun muncul dengan adanya kasus ini.
“sory bro, gue gak berani cerita nanti gue bisa kena bencana” kata bang Erik yang lebih dulu menghuni kos ini daripada gue, bang Erik mulai was-was dia ngelirik kiri kanan di luar kamar kos nya kali aja ada yang mau grebek kita *Emang pasangan mesum?. “Kenapa bang, ada yang ngintip kita ngobrol ya?” tanya gue dengan tampang polos gue. “gak, gue memastikan keadaan aja haha…” jelas bang Erik.

Gue rasa beberapa menit cari info sama bang erik, gue belum puas, dan gue rasa belum cukup dapat jawaban, jadi gue mutusin untuk cari info lagi ke tetangga sebelah. Oke, sekarang gue tanya sama kak Aji, ini orang adalah penghuni kos paling lama di kosannya om Ahong, sejak masuknya jaman dinosaurus, orang ini sudah tinggal dan menetap di kos ini. Dulu waktu jaman dinosaurus, kak Aji hobinya masak telor dinosaurus ceplok, kalo bulan awal dia bisa makan dobel paha T-Rex, tapi kalo pas akhir bulan kak Aji Cuma bisa ngerebus kutu dinosaurus. But, karena jaman sudah berkembang kak Aji pun sudah beralih ke makanan resmi anak kos yaitu mie.
Kembali ke permasalahan, jadi karena gue belum dapat info dari bang Erik gue tanya sama kak Aji mungkin dia lebih tau kenapa kalo malam tiba di kos om Ahong gak boleh masak nasi pake rice cooker. Kebetulan ini hari jumat kak Aji libur kuliah, jadi gue langsung nyamperin aja ke kamar kak Aji. “Halo kak, lagi sibuk gak nih gue mau tanya sebentar”. Waktu gue masuk kamar kak Aji, gue lagi mergokin dia nyeduh mie dengan posisi yang sempurna (posisi lagi jongkok karena kompornya di lantai).
“eh gak kok, Cuma lagi masak mie aja”. Gue gak mau buang-buang waktu berharga gue, jadi gue langsung ke intinya aja, “Gini kak gue mau tanya, apa bener disini kalo malem gak boleh masak nasi?”. Ketika gue bilang begitu kak Aji langsung matiin kompornya, dan tadinya lagi enak dengan posisi jongkoknya terlihat syok dan terdiam sejenak, sedangkan gue hanya bisa siul pura-pura gak tau.
“Siapa yang bilang gak boleh?” kak Aji balik tanya, “jadi boleh ya?” jawab gue simple, biar gak ribet lah. “boleh sih, Cuma nanti kalo lo masih nekat, lo bakal dibuat nyeduh mie terus tiap malam”. Denger penjelasannya kak Aji, gue hanya bisa terbengong dengan mulut mengangan sampai kena lantai ditambah liurnya keluar membanjiri kamar kosnya kak Aji. “Kok bisa gitu kak?” gue masih penasaran, jadi gue tanya lagi ke kak Aji. “gue kasih tau ya, kalo malam lo masak nasi pake rice cooker, lo bakal didatengin sama setan serem” kata kak Aji sambil memperagakan gimana wujud dari setan yang dia maksud.
Kak Aji yang dengan semangat memperagakan wujud setan itu ke gue, yang terlihat di gue kak Aji seperti topeng monyet yang lepas dari ikatannya terus lari kesana kemari dengan riang gembira, sambil melambaikan kedua tangannya yang masih kotor kena bumbu oplosan ketika nyeduh mie tadi. “Itu setan pokoknya serem banget, apalagi kalo tu setan udah ngeluarin suaranya, dijamin lo bakal berak tujuh hari tujuh malam tanpa henti”. Dalam pikiran gua mana mungkin gitu, gue hanya berpikir kak Aji pasti cuma mau nakutin gue aja, mana ada sejarahnya masak nasi malam terus tiba-tiba keluar setan, emang tu setan ngekos juga terus dengan nakut-nakutin setannya bisa dapat jatah nasi gue, jelas mustahil lah. Gue rasa kak Aji sama saja dengan bang Erik, sama-sama gak kasih info yang jelas ke gue, jadi gue berniat melakukan observasi, dan gue mau cobain gimana sensasi masak nasi waktu malam hari di kosnya om Ahong. So, sorenya gue sengaja makan banyak sampe nasinya habis, karena kebetulan nasi di magic jar juga udah tinggal dikit, jadi gue habisin semua sampe semut pun gak kebagian sisa nasi gue.

Wokee.. malam sudah tiba, nasi pun juga udah ludes gue lahap dengan nasfu yang sangat ganas. Tepat pukul tujuh malam, gue melancarkan aksi gue, semua penghuni kos juga lagi pada di kosnya masing-masing. Langsung gue ngambil beras dua canting, gue cuci sampe bersih sampe kutunya juga pada kinclong, dengan sedikit ilmu gue tambahin air secukupnya ke beras itu, terus gue masukin ke dalam magic jar, dan ini dia, gue melakukan sentuhan terakhirnya dengan sangat hati-hati, dengan lembut, penuh kasih, dan cinta gue colokin kabelnya ke listrik dan…
Eng.. ing.. eng.. gue berhasil dengan sukses dan sehat walafiat. “ah, bang Erik sama kak Aji cuma bohongin gue, ini gue masak nasi gak ada apa-apa tuh”. Selama beberapa menit gue masak nasi, gak terjadi apa-apa, tapi tiba-tiba keanehan mulai terjadi.
Peeettt… seketika listrik di kos padam semua, gue mulai berpikir yang enggak-enggak *bukan mikir yang mesum…” Ouww sh*t men… gue lagi nanggung berak nih”. Suara bang Erik terdengar jelas ke telinga gue, karena jarak kamar kos gue gak jauh sama kamarnya bang Erik. “Ahh.. paling juga mati lampu biasa” pikir gue santai. “Oyy… siapa yang masak nasi ni, mati lampunya nih, tv ku bisa rusak, kipas anginku nanti gak muter lagi, kulkas ku bisa konslet, mesin cuciku bisa meledak nih, motorku nanti gak jalan lagi” *apa hubungannya dengan motor. Mendengar suara jeritan yang cetar membahana badai, dan bisa bikin jantung lari maraton itu gue jadi tau yang dimaksud setan oleh bang Erik sama kak Aji, ternyata itu istrinya om Ahong, ternyata terlalu banyak pemakaian listrik, jadinya satu colokkan listrik saja bisa berakibat fatal. Seluruh penghuni kos jadi pada panik dengar teriakan itu, istrinnya om Ahong langsung ngecek satu persatu kamar para penghuni kos, dan mulai mengendus jejak penghuni kos yang lagi masak nasi *dikira anjing pelacak kali…

Tak lama listrik yang turun kembali dinyalakan, gue buru-buru langsung cabut kabel magic com gue. “Kamu masak nasi ya” denger suara itu gue kaget, tepat di depan kamar kos gue udah berdiri sesosok dengan wajah seram, dan penuh amarah siap menerkam, menerjang, dan melahap semua yang dilihatnya. Itu istrinya om Ahong, gue udah gugup setengah hidup, kali aja dia tadi liat gue cabut colokkan penanak nasi gue. “Enggak kok tante.. nasiku masih banyak kok” dengan wajah polos dan tanpa dosa, dan sedikit ilmu tipu menipu yang gue pelajari di goa hantu, akhirnya gue bisa mengelabui istrinya om Ahong, dan dia juga gak curiga.
Finally, malam itu gue bener-bener merasakan apa yang dirasakan sama bang Erik dan kak Aji, ternyata benerar horor kalo masak nasi waktu malam hari di kosnya om Ahong, dan gue trauma untuk mengulangin perbuatan gue. Paginya gue cerita ke bang Erik dan kak Aji tentang kejadian semalam, dan yang bisa kak Aji dan bang Erik lakukan hanya terdiam melihat keganasan istrinya om Ahong kalo lagi marah, dan gue pun juga hanya bisa terdiam meratapi nasib.


Malam itu malam pertama kancil memulai hidup baru, ia bertaubat tak lagi melakukan perbuatan mencuri timun pak tani ia juga menyesali perbuatannya tersebut, sebagai bentuk penyesalan atas perbuatannya kancil menuju sebuah gua di malam yang gelap benerang, ketika sampai di sebuah gua yang bernama gua alakazam, di sana kancil mulai bertapa sepanjang malam sampai sang kholiq mendengar dan mengampuninya, karena ia percaya kalau ia bisa bertapa sampai hari ke-1000 sang kholiq akan mengampuninya, pada malam ke-29 bertepatan malam jum”at kliwon, setan setan mulai menggoda kancil agar menghentikan petapaannya, berbagai cara berbagai usaha setan setan mengganggu kancil mulai dari berpesta sambil dangdutan sampai menyiram air cucian piring dan air kencing setan ke wajah kancil, tapi usaha usaha setan tersebut tak berbuah hasil sama sekali, kancil masih tetap teguh dengan pertapaannya.
Waktu terus berjalan dan akhirnya sampailah pada malam ke-1000, kancil pun terbangun dari petapaannya di gua alakazam, kancil yang dulunya gendut seperti gajah sebab terlalu banyak makan timun pak tani berubah menjadi lunglit (balung kulit) sebab diet yang ia lakukan cukup lama tanpa makan apapun kecuali makan angin dan teratur BAB, kancil terbangun sebab ada suara tanpa wujud yang memanggil manggil namanya “kancilll… he kancilll… tangi tangi wes 1000 dino. ne” kancil pun terbangun dan merespon suara itu “sampun gusti kulo pun tangi”, suara itu pun berkata lagi “duso. mu wes tak sepuro malah wes tak sepuro pas 40 hari. e awakmu tapa”, kancil berkata dalam hati “tiwas tapa 1000 hari wes di sepuro 40 hari. e”, suara itu berkata lagi “sebagai balasan karena kamu sudah bertaubat aku memberimu sebuah mangkok ajib.. bila kau cari tau kau akan menemukan sesosok makhluk… ha.. ha.. ha.. ha” suara itu pun menghilang. Di samping kancil tempat bertapa ia menerima benda misteri dari suara tersebut, kancil pun pergi dari gua alakazam, kancil pun mengembala dari hutan satu ke hutan yang lainnya dengan menyebarkan kebaikan.
Suatu ketika kancil ingin mencoba benda misteri yang diberi suara itu, “bagaimana cara memakainnya?” Bingung kancil sambil melihat lihat benda tersebut, 2 jam berlalu kancil masih bingung menggunakan benda ini, akhirnya kancil berputus asa dan beranggapan kalau benda ini tak ada gunanya, dengan tak sengaja kancil mengetuk 3x mangkok tersebut, “hua.. ha.. ha.. ha” tiba tiba muncul sesosok makhluk jin berbentuk singa berkaki dua, “siapa engkau wahai gerandong..?” tanya kancil dengan tubuh yang gemeteran dan menjatuhkan mangkok tersebut. “aku.. jin singa bakti, terima kasih anda telah membebaskan saya hua.. ha.. ha” jawab jin, “aku menang apa..?” kancil yang masih bingung, “karena kau telah menolongku setelah sekian ribu ribu hari saya terperangkap disini, saya kasih kamu 1 permintaan” jelas jin singa bakti. “owalah..hore hore” girang kancil sambil mencium cium mangkok yang jatuh tadi. “apa permintaanmu wahai hewan berkaki 4..?” tawar jin, “aku mau…”jawab kancil. “mau apa..?” tanya jin, “karena kau hanya memberiku 1 permintaan aku mau kau… memberiku 3 permintaan” terus kancil. “hadeeehhh….” gumam jin yang agak kesal. “tapi karena kau telah menyelamatkanku ya sudah gak masalah tapi ingat hanya 3″ terus jawaban jin singa bakti. “oke oke woles ae..” jawab kancil dengan ke-PDannya.
3 hari berlalu dan kancil belum memakai satu pun keinginan dari jin tersebut, suatu hari di teriknya siang yang membara cetar membahana, yang membuat kurus kering tumbuh tumbuhan yang ada di hutan, dalam diri kancil ia merasa lapar, haus akan dahaga setelah diet berkepanjangan, ia sudah lama tak memakan makanan yang spesial setelah bertapa. Akhirnya kancil memutuskan untuk memakai permintaannya untuk membangkitkan selera makannya. Di ketuklah 3 x mangkok yang tak lagi misteri karena sudah tau rahasianya oleh kancil, “wahai jin, berilah aku hidangan mewah dan super mewah dan jangan lupa timun yang diimpor langsung dari eropa yang masih fresh” minta kancil. “siap tuan keinginanmu segera terlaksana” dengan penuh hormat jin menjawab dan mengabulkan permintaan kancil, “sim salabim bri kitik kitik..” mantra mujarab keluar dari mulut jin bersamaan munculnya hidangan pembangkit selera di tengan cuaca terik beneran. “suwon jin, kembalilah kau ke mangkok lagi” perintah kancil sambil memakan hidangan di depannya.
Setelah kurang lebih 2 jam berlalu perut si kancil kembali terisi. Perjalanan pun di lanjutkan, ia memulai dakwah kebaikannya ke seluruh pelosok pelosok bumi pertiwi, hingga sampailah ia di sebuah tempat setelah menempuh 5 hari perjalanan tanpa makan dan minum hanya berbekal mangkok jin. Dimana tempat tersebut banyak sekali kejahatan kejahatan kancil kancil yang mencuri timun dan hasil perkebunan pak tani.
Kancil pun memasuki daerah tersebut dan langsung di hadang preman preman kancil yang suka menarik upeti bahkan sampai merampok, “mau apa kalian..? beraninya keroyokan” tegas kancil sambil membaca kalimat kalimat toyyibah, “berani loe sama kite kite, gue cuman mau harta loe, cepet serahkan..!” kata pemimpin preman kancil tersebut yang agak agak mabuk setelah naik bemo ugal-ugalan. Kancil yang pada waktu itu tak membawa apa apa kecuali mangkok jin singa bakti itu berkata “sorry nih ya bang.. aku gak punya apa apa jadi persilahkan saya lewat”. “hashhh… banyak omong lu, habisi saja kancil asing ini” ujar pemimpin preman kancil, dengan kecepatan kilat para preman kancil dan warga kancil setempat menyerang kancil, kancil yang tau dirinya terdesak ia kabur dan bersembunyi di belakang gubuk kebun pak tani yang biasa hasil kebunnya dicuri preman preman dan warga kancil setempat, kancil dengan cepat mengetuk 3 x mangkok jin dan sementara itu preman preman dan warga kancil. “wahai jin tolong aku.. aku berdakwah tapi diserang pasukan sekutu” mohon kancil kepada jin. “ah.. mudah mah aku kasih kamu kekuatan tapi permintaanmu tinggal satu nanti..” jawab jin dengan santai. “okeh okeh gak masalah yang penting aku bisa menyadarkan mereka meski dengan jalan kekerasan” ujar kancil.
Seketika itu kancil merasa ada energi lebih di tubuh kancil, kancil pun keluar dari persembunyiannya, ternyata di balik layar ada 2 orang preman yang berhasil menangkap basah pembicaraan kancil dengan jin saat di persembunyian tanpa di sadari jin dan kancil, dan keduanya melaporkan ke pemimpinnya yang mabuk tadi.
Pertempuran dahsyat pun terjadi kancil yang semestinya menang harus ternodai dan gagal menang melawan preman dan warga kancil tersebut, sebab sekutu berhasil mengambil alih mangkok jin tersebut. Karena sudah mengetahui cara kerja mangkok tersebut pemimpin langsung memamnggil jin dan memohon sebuah permintaan. “wahai jin sekarang akulah tuanmu karena aku telah mengambil mangkok dari tangan kancil” ujar pemimpin preman kancil kepada jin. “siapa kau..?” tanya jin. “kau tak perlu tau aku sekarang aku meminta permintaan yakni kasih aku 2 permintaan” jawab pemimpin kancil. “karena kau tuan baruku okeh aku kabulkan” jawab jin yang masih gelisah. Di sisi lain kancil masih berjuang merebut mangkok tersebut meski ia tergeletak dan tenaganya mulai luntur. “aku minta kau membuatkanku sebuah kerajaan besar dimana ada perkebunan timun dan pak tani menjadi buruhku” minta pemimpin kancil antagonis.
Dengan sisa sisa kekuatan kancil mengeluarkan jurus pamungkasnya yakni busur jimat invisible, yakni sebuah busur panah yang dikaitkan tali di panahnya yang tak terlihat oleh mata. Kancil pun mulai membidik mangkok jin, agar dapat mengembalikannya seperti semula. Saat itu pemimpin kancil meminta permintaan yang kedua “aku minta se…”. busur kancil pun pas mengenai mangkok dan ia tarik ke genggamannya. “tidak…” ujar pemimpin kancil. Kancil pun langsung mengetuk dan meminta permintaannya yang terkahir “aku minta di akhir hidupku agar semua kancil di tempat ini sadar kalau mencuri itu perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun bagi para pak tani yang hasil kebunnya sering mereka curi”. “baiklah itu permintaan terakhirmu setelah ini kita tak akan bertemu lagi” jawab jin. “iya terima kasih jin kau telah membantu banyak bagiku” ujar kancil yang hampir mati karena kehabisan stok nyawa. “clingg…” semua kancil di tempat tersebut sadar dan mereka hidup rukun sebagaimana mestinya dengan pak tani, bersamaan itu pula si kancil protagonis menghembuskan nafas terakhirnya dengan penuh kebahagiaan tanpa sedikit pun kekecewaan dengan kalimat terkahirnya “terima kasih sang kholiq kau telah mem…” kancil mati
Akhirnya usaha kancil membuahkan hasil juga setelah menyebarkan kebaikan ke seluruh pelosok bumi pertiwi kancil, maski nyawa taruhannya. Para kancil di bumi pertiwi pun hidup rukun dengan pak tani, dulu kancil yang suka memakan timun berubah menjadi pemakan daun di hutan dan timun timun yang sudah mambu/bosok yang pak tani buang. Setelah cerita ini mungkin ada lagi sosok penerus perjuangan kancil yang akan berdakwah ke luar bumi pertiwi sekitar tanah benua biru eropa.
Demikian cerpen dari saya, saya membuat cerpen ini banyak yang ngawur dan cerpen ini saya buat dengan dasar imajinasi saya yang cukup tinggi. Dan saya siratkan inspirasi saya di cerpen ini. Sekian dari saya atas perhatian dan pembacaan cerpen singkat ini…

 
Gue masih inget waktu itu mau sholat ashar.. pengurusnya itu angkat 36 golden. Gue salah satu santri di pondok pesantren daar el Qolam. Bisa dibilang gue terkenal disana ‘ahaaii’ mereka mengenal gue karena kata mereka gue terkenal jago gambar anime sama komik, ketimbang gue bikin cerpen romantis.
“ukhti zaza kalau bikin cerpen cinta bukannya malah romantis tapi malah jadi gokil. Uktih zaza, gak pantes bikin cerita cinta.” Ucap mutia adik kelas sekaligus adik satu kamar gue. Saat itu pun gue jadi orang terpuruk di dunia.

Oke lupakan masalah cerpen romantis ala gue, hehehe pasti di otak berlendir kalian banyak tanda tanya yang soalnya begini “apa yang dimaksud dengan angkatan 36 golden?” Dengan gaya sok guru gue siap menjelaskan pertanyaan amazing dari kalian.
“oke, perhatikan ke papan tulis simak baik-baik wahai manusia, jadi begini 36 golden itu nama angkatan setiap tahunnya ada tradisi di pondok saya bahwa nama angkatan tidak boleh sama.. angka 36 itu berarti pondok kami sudah beroperasi selama 36 tahun, dan saya sendiri angkatan 37 (yeeayy). Dan golden itu nama angkatan yang artinya emas, nama angkatan bebas untuk dipilih santri, dan nama angkatan saya goodness yang artinya kebaikan, dan nama plesetan dari bahasa arab gordu ila Najjah bil Imtiyazz atau disingkat goodness hihi.. gimana paham?” jelas gue panjang lebar.
“paham kakak…”. suara tepok tangan meramaikan acara Tanya jawab bersama gue, gue pun goyang cesar *apaaaa cobaaa.

Okeh cukup sudah penjelasan di atas silahkan menikmati dengan tatapan nafsu seorang pembunuh hihihi. Gue pikir mungkin gak papa gue telat.. karena gue yakin bakal ditempatin sama sahabat-sahabat gue… biasanya sih yang sering nempatin sholat itu riskiya sama nita. tapi mungkin kondisi lagi tidak mendukung akhirnya tempat gue disingkirin paling belakang.
“qya… gue dimana sholatnya..?”. Ucap gue dengan wajah basah kuyup akibat air wudhu.
“tuh di belakang za… habis tadi disuruh mudabiroh maju ke depan..”.
“kenapa sejadah gue gak dikedepanin…”. kata gue agak kesel.
“ya elah za… memang mau masuk surga harus ngajak temen… lagian si tisaroh mau sholat sama gue..”. kata qya begitu. Mungkin tisaroh paham apa yang gue maksud… dia bermaksud menukar tempat sholat dengan gue.
“nih za.. lo sholat disini aja..” tisaroh ngijin gue sholat di sajadahnya tapi.. saat gue naik ke atas tempat sajadah tisaroh.. si amah ngedorong gue katanya “udah lo di belakang aja sana udah dateng telat juga mau di depan..”. ya Allah rasanya mau nangis digituin sama sahabat sendiri.

Sangking keselnya gue ambil sejadah gue.. gue pindah ke barisan paling belakang. tapi ya setelah itu siamah minta maaf sama gue. Hehehe gue cuman nyengir doank.. karena gue juga ngerasa waktu itu egois banget.
hehehe gue masih ingat hal paling menggelikan lagi.. Masih masalah tentang sholat. ini kisah sholat subuh gue.
“na’am qumna jamian… tusholi ila masjid… surah… surah.. wahid.. isnani..”. suara uhkti bagian ibadah membangunkan kami untuk sholat subuh. Waktu itu gue bergadang latihan teater di masjid sampai jam 1 malam. Gue baru bisa tidur jam setengah 2 an. Akibatnya hal memalukan ini terjadi. Ade kamar gue ngebangunin gue… “ukhti zaza… bangun-bangun ukhti dewi (nama disamarkan) udah ngegebrak tuh UKHTI ZAZA BANGGGUUUNN..”. membangunkan gue dengan suara sekencang itu! gue kaget
“hah.. hah kenapa.. siapa yang maling!” kata gue dengan nafas tersendat-sendat.
“iihhh bukan… udah waktunya sholat subuh..” ucap izah ade kamar gue. Setengah sadar gue berjalan ke arah kamar mandi untuk wudhu, dengan mata masih agak setengah merem.

Setelah gue pakai mekena gue ngambil sejadah di dekat sarung bantal. tanpa menyadari adanya hal aneh, gue pun berjalan ke arah mesjid. Saat berjalan entah kenapa orang-orang senyam-senyum lihat gue jalan. karena gue orangnya super cuek gue bodoh amat. Setalah menemukan lokasi teman-teman gue yang udah nyiapin tempat sholat. Dan gue pun menggelar sejadah, secara langsung gue stok jantung.
“busyeett za.. lo bawa apaan itu bukan sejadah tapi sarung guling lo!” ucap puja. Gue melotot kaget.
“hehehe gue gak sadar diri nih gimana donk… (aduuuhhh zaza please deh sadaarrr… sadarrr.. pantesan orang-orang pada ngetawain gue dari tadi hedeeeehh..)”
“ya udah lo balik lagi sana ke kamar tuker sama sejadah.” ucap qya mengingatkan gue.
“hhehh iya gue balik tempatin sholat gue yah hehehe.” gue pun balik ke kamar sambil bawa sarung guling yang disembunyikan di dalam mekena gue.
“heh ada apaan sih.. kok sizaza balik bukannya sholat subuh.” si yossi dengan tampang tablonya ngomong kaya gitu.. bikin anak anak ngakak kenceng banget..” “hahaha memang yossi sama zaza 11 12..”. ucap qya.

Cerpen Karangan: Zaza Hanifah Khalis
Blog: Kzazahanifa.blogspot.com
Nama lengkap saya : Zaza Hanifah Khalis, Nama pena saya“Zaza.H.K”.
Nama facebook: https://www.facebook.com/zazantu.zhesets
Prestasi dalam dunia menulis: juara 1 cerpen di pondok pesantren daar el Qolam thn. 2009.
Juara 1 membuat komik sepondok banten tahun 2009.
Juara 1 cergab dan puisi di pondok daar el Qolam 2010.



Sebagai gambaran, namaku Zama. Tubuhku proporsional jika berat badanku bisa ditambah 8 kg lagi. Dengan model rambut alakadarnya, aku begitu tampan jika dilihat dari ujung sedotan. Tahu pesepakbola tersohor Cristiano Ronaldo? Ya, aku jauh lebih tampan dari Didier Drogba. (hey, tunggu dulu!! Terus apa hubungannya dengan Cristiano Ronaldo?) tenang berada!! Aku tidak akan membandingkan ketampanannya denganku, karena aku cukup sadar diri kok.
Nah, kali ini aku akan menceritakan tentang pengalaman cinta pertamaku.

Waktu itu, aku duduk di bangku kelas 6 SD. Banyak cewek-cewek bilang aku mirip aktor Vino G. Bastian, tapi giginya saja. Haha dasar!!. Saat itu aku mulai bisa merasakan adanya getaran cinta dalam dadaku. Misalnya saat aku mulai suka dengan seorang cewek yang sekelas denganku. Sebut saja namanya Rina (tidak disamarkan). Cewek yang begitu cantik, manis, s*ksi dan putih. Bahkan jauh lebih putih dari seekor sapi. Sudah sangat lama aku mengamati gerak-geriknya. Mulai dari makanan yang disukainya sampai bedak yang dipakainya, serta kapan jadwal dia ngupil yang tidak luput dari kedektifanku.
Rina sangat menyukai pelajaran matematika. Saat kutanya apa cita citanya, dia menjawab:
“Aku ingin menjadi novelis”.
“Ha, lalu apa hubungannya dengan matematika?”.
“Ada?”.
“Apa?”.
“Ada apa tanya-tanya, ada masalah?”.
Jawaban dia sangat frontal. Setidaknya anda sudah bisa membayangkan bagaimana sifatnya.

Perasaanku semakin menjadi-jadi padanya, sama seperti kepompong yang menjadi seekor kupu-kupu. Saat pulang sekolah, aku mencoba mengajaknya balik bareng. Meski saat itu rumahku jauh lebih dekat dengan sekolahan daripada rumahnya. Saat itu juga dia pulang naik sepeda, sedangkan aku jalan kaki. Dan kebetulan juga, kalau dia pulang sekolah lewatnya depan rumahku. (Ha, berarti aku nebeng dong?, bisa anda fikirkan sendiri). Dia pun tidak menolaknya. Saat itu aku merasa senang sekali. Ada rasa bahagia bisa pulang barengan dia, sekaligus pulang nggak harus jalan kaki lagi.
Namun, saat aku mulai mencintainya, ternyata ada cowok lain yang juga naksir padanya. (sialan loe, ikut-ikutan aja). Saat itulah kami terlibat dalam “Cinta Segitiga”. Kami berlomba-lomba untuk mendapatkan rina. Bahkan kami sampai taruhan hanya untuk mendapatkannya, yaitu dengan balapan motor. Ini balapan yang sangat unik, bahkan hanya ada satu di Asia Tenggara. Saat itu aku berhasil memimpin start hingga jauh. Dia tidak bisa mengejarku yang sudah jauh di depannya. Namun, saat aku hampir mencapai garis finish, tiba-tiba jam main play station kami sudah habis. Setelah melalui perundingan yang cukup lama, bahkan sampai diadakan rapat, akhirnya juri (penjaga PS) memutuskan aku yang menang. Karrna saat itu aku memimpin balapan. Sesuai dengan kesepakan yang berlaku, maka dia harus mundur dari persaingan.
Suatu hari, aku memberanikan diri menembaknya. Eittss, bukan berarti aku membunuhnya. Rasanya seperti berdiri di tengah rel dan datang sebuah kereta yang sangat cepat memberi salam padaku. Takut dan gugup, itulah yang aku rasakan saat itu. Namun, dengan modal ketampananku, aku memberanikan diri mendekatinya.
“hey, lagi ngapain?”.kataku sambil gugup, sampai-sampai ada busa keluar dari mulutku.
“kamu nggak bisa lihat, ya?”.
“nggak…”
“oh, pantesan”.
“eh, maksudku nggak begitu”.
“lalu?”.
Dengan sedikit gugup, kaki bergetar hebat, dan tubuh menggigil, akhirnya aku memberanikan diri berkata.
“aku mau bilang, kalau aku… Suka sama kamu”.
“kamu yakin?”. tanya balik dia.
“aku yakin, kamu adalah wanita terbaik yang pernah aku temui”.

Nampaknya dia tidak marah saat aku ngomong begitu. Bahkan wajahnya yang judes banget itu, seakan manis melebihi manisnya madu tawon asli. Dengat sangat lembut, dia menjawab pertanyaanku.
“sebenarnya, aku juga kan suka sama kamu. Aku mau jadi pacarmu. Tapi sesaat saja ya?”.
“maksud kamu?”. tanyaku semakin bingung.
“sesaat setelah Allah mempertemukan kita dalam pelaminan, dan aku tidak lagi menjadi pacarmu, melainkan akan menjadi istrimu yang akan menemanimu selamanya”.
“cie, manis banget, kayak orangnya”.

“UDAH DULU YAK, ZAMA MAU PACARAN”. :)

No comments:

Post a Comment