PPC Lokal Indonesia

Sunday, May 4, 2014

MAKANAN KHAS SERANG BANTEN



MAKANAN KHAS SERANG BANTEN
1. Sate Bandeng
sate bandeng (resepmasakanindonesia.info)
Berkunjung ke wilayah Banten rasanya belum lengkap tanpa merasakan kelezatan sate bandeng. Konon, masakan ini merupakan ide dari Sultan Banten pada abad ke-16 yang ingin menyajikan masakan ikan bandeng tanpa duri kepada tamunya. Olahan ini juga menghilangkan rasa asli ikan bandeng dan tergantikan oleh bumbu-bumbu gurih. Sate bandeng bisa disantap dengan nasi tanpa harus menambahkan bumbu sambal seperti sate lainnya. Hingga saat ini, menu masakan ini masih tetap digemari oleh masyarakat Banten. Hal ini terlihat pada banyaknya warga Banten yang masih menyajikan sate Bandeng pada acara perayaan hari-hari besar, upacara pernikahan, maupun acara hajatan lainnya.
2. Rabeg Banten
Ikon makanan tradisional khas Banten lainnya adalah rabeg . Rabeg adalah makanan yang terdiri dari daging dan jeroan kambing bercita rasa gurih manis dengan segarnya serai, daun jeruk bersama rempah pala, cengkeh dan kayu manis. Konon, rabeg adalah makanan atau hidangan untuk para sultan, namun saat ini rabeg sudah menjadi menu khas masyarakat. Bahkan, setiap kali ada acara pernikahan, khitanan, dan sebagainya, rabeg selalu dijadikan menu utama. Makanan khas ini pun dijual kala ada acara tontonan tradisional warga, seperti ubrug, wayang, dan jaipongan.
Rabeg banten (bpkp.go.id)
Rabeg banten (bpkp.go.id)
3. Nasi Sumsum
Nasi bercampur sumsum tulang kerbau ini merupakan makanan khas Banten. Nasi sumsum dimasak dengan cara dibakar sehingga menghasilkan aroma serta cita rasa istimewa yang dapat membangkitkan selera makan. Yang menjadi ciri khas nasi sumsum tersebut adalah pengolahannya yang masih sangat alami di mana bumbu untuk makanan ini masih tetap ditumbuk. Alasannya sederhana, supaya bumbu yang menyatu dalam nasi dan bumbu terasa alami. Nasi sumsum biasanya dihiasi ketimun dan sisiran tomat. Agar lebih nikmat, biasanya nasi sumsum ditemani sate lidah kerbau atau otak-otak. Meski tergolong makanan langka, nasi sumsum masih dijual di beberapa rumah makan di Serang.
Nasi sumsum (banten-abiz.blogspot.com)
Nasi sumsum (banten-abiz.blogspot.com)
4. Ketan Bintul
Ketan bintul adalah sajian ketan berbungkus daun pisang yang dinikmati dengan serundeng kelapaNasi ketannya diolah dengan cara dikukus, kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Saat akan disajikan, ketan dipotong persegi. Rasa ketannya legit gurih. Penganan ini paling enak disantap ditemani teh atau kopi. Dahulu, makanan ini hanya ada di bulan Ramadhan sebagai menu buka puasa. Namun, sekarang sudah menjadi menu sarapan sehari-hari.
Ketan bintul (seputarbanten.com)
Ketan bintul (seputarbanten.com)
5. Nasi Uduk Serang
Nasi uduk termasuk jenis makanan yang banyak dijumpai di Kota Serang, terutama di pagi hari. Warung-warung nasi uduk membuka daganannya untuk konsumsi anak sekolah dan pekerja yang berangkat pagi-pagi. Menu yang disajikan pun cukup sederhana, yaitu nasi uduk, tempe goreng, bakwan, sayur tempe, dan telur pedas.
Nasi uduk (tina-tinu-wisata.blogspot.nl)
Nasi uduk (tina-tinu-wisata.blogspot.nl)
6. Pecak Bandeng
Pecak bandeng diolah dengan cara membakar bandeng segar. Yang istimewa dari pecak bandeng adalah sambal yang dicampur langsung dengan ikan bandeng yang telah dibakar. Tidak hanya warga dari Serang, warga dari luar Banten juga memburu makanan itu terutama di akhir pekan.
Pecak bandeng (makananaslibanten.blogspot.com)
Pecak bandeng (makananaslibanten.blogspot.com)
7. Nasi Belut
Di Kota Serang, belut menjadi makanan favorit dan diolah dalam bentuk potongan-potongan kecil kering yang disajikan dengan campuran bumbu rempah. Sebelumnya, belut yang akan digoreng dibersihkan, diambil jeroannya kemudian dikeprek. Inilah yang membuat tulangnya empuk. Kemudian belut dipotong kecil-kecil dan diberi bumbu. Setelah 15 menit, belut digoreng. Selain gurih, masakan ini terasa lebih lezat karena belut goreng ini disertai dengan bumbu rempah.
Nasi belut (jalan-sutera.blogspot.com)
Nasi belut (jalan-sutera.blogspot.com)

Sumber: Irma Susilowati, dkk., Seru dan Unik Ala Kota Nusantara (Tiga Ananda, 2011)

No comments:

Post a Comment