PPC Lokal Indonesia

Sunday, May 4, 2014

CONTOH LAPORAN STRUKTUR



LAPORAN STRUKTUR


 
       
I.   KRITERIA DESIGN


1.   Pendahuluan

1.1         Umum

Suntikan Gedung  IAIN terdiri dari 3 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan panjang arah x =54.45 m dan panjang arah y = 12.18 m. Laporan ini terutama menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu meliputi perhitungan sistem rangka portal 3 dimensi. Termasuk perhitungan elemen pelat, balok, kolom. Untuk perhitungan struktur atas tersebut maka perencanaan sistem struktur atas telah dilakukan menggunakan analisa struktur 3 dimensi dengan bantuan program SANSPRO versi 4.97

1.2 Penjelasan Umum
1.2.1 Sistem Struktur

Sistem struktur bangunan ini direncanakan terbuat  dari sistem rangka portal dengan kolom dan balok ( sebagian ) terbuat dari beton konvensional dan sebagian lagi balok ada yng menggunakan baja konvensional. Sistem pelat lantai menggunakan pelat two way beton konvensional dengan keempat sisinya dipikul oleh balok beton dan baja . Sistem struktur bawah atau pondasi yang direncanakan adalah menggunakan pondasi setempat/cakar ayam ( kedalaman tanah keras berdasarkan hasil sondir +/- 3 m dari muka tanah excisting.



1.2.2          Peraturan yang Digunakan

Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua peraturan dan
ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang ditetapkan dalam peraturan-peraturan berikut:
1.   Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, PBI 2003
2.   Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002
3.   Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987
4.   Pedoman Perencanaan Baja Steel LRFD 2002

Standar :
1.   American Concrete Institute, Building Code Requirements for Reinforced Concrete, 5th edition, ACI 319-89
2.   American Society for Testing and Materials, ASTM Standard in Building Code,Vol. 1 & 2, 1986
3.   Peraturan dan ketentuan lain yang relevan.

1.2.3          Mutu Bahan yang Digunakan

Dapat dijelaskan pula bahwa struktur bangunan adalah struktur beton bertulang biasa (konvensional). Mutu bahan/material struktur yang digunakan dalam perencanaan meliputi:
   a. Mutu Beton
       Kolom, balok, pelat, pondasi plat setempat : K-250 (fc’ = 250  kg/cm2)
   b. Mutu Baja Tulangan
 Baja tulangan polos (BJTP-24) untuk Ø ≤ 12mm, fy = 2400 kg/cm2
Baja tulangan ulir (BJTD-39) untuk Ø ≥ 13mm, fy = 3900 kg/cm2
c.  Mutu Baja Profil WF mutu baja tinggi  BJ 37

1.2.4          Pembebanan

Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
1.   Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon dan beban dinding.  Berat sendiri komponen struktur berupa balok dan kolom dihitung secara otomatis oleh SANSPRO.
• Beban ceiling/plafond = 18 kg/m2
• Beban M/E = 50 kg/m2
• Beban finishing lantai keramik = 15 kg/m2
• Beban plester 2,5cm = 3 kg/m2
• Beban dinding bata ½ batu : 250 kg/m2
• Berat sendiri pelat lantai ( t=12 cm) = 288 kg/m2
• Berat sendiri pelat atap (t=10 cm) = 240 kg/m2

2.   Beban Hidup (LL)
• Lantai 1 s/d Lantai 3 = 200 kg/m2
• Plat atap no axes = 100 kg/m2
• Plat atap axes = 250 kg/m2 ( Untuk Ruang Kelas )

3.   Beban Gempa (E)
Mengenai respon spektrum dari analisa dinamik dan analisa statik ekuivalen sepenuhnya mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 dengan ketentuan lokasi bangunan adalah zone 4 (Banten) dengan faktor keutamaan I = 1 dan factor reduksi gempa R=8.5 (beton bertulang daktail) dalam arah x dan arah y. Beban angin tidak ditinjau, karena tidak menentukan dibandingkan dengan beban gempa.



  1. Prosedur Perencanaan Struktur Atas

Pada tahap awal dari perencanaan, semua elemen struktur atas ditentukan terlebih dahulu. Kemudian hasil ini dianalisa sehingga seluruh komponen struktur diharapkan dapat mencapai hasil perencanaanyang efisien.

2.1       Pelat Lantai

Analisa pelat lantai beton bertulang biasa dihitung menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam PBI71 NI-2 yaitu pelat yang memikul beban dalam satu arah (two way slab, arah x dan y). Penulangan pelat dihitung berdasarkan kekuatan batas.

2.2       Balok-balok Lantai dan Kolom

Balok-balok induk (balok portal) dan balok-balok anak dianalisa secara 3 dimensi baik terhadap beban vertikal maupun terhadap beban lateral (beban gempa) dengan mempergunakan program SANSPRO V.4.97 Untuk penulangan lentur dipergunakan program Concrete Design yang ada dalam SANSPRO V.4.97 dengan menyesuaikan faktor reduksi kekuatan dan kombinasi pembebanan sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Program SANSPRO V.4.97 secara langsung dapat mengolah gaya-gaya yang terjadi pada elemen bangunan menghasilkan luas tulangan lentur, geser, torsi yang diperlukan dan sekaligusdapat diketahui kombinasi beban mana yang paling dominan.
Faktor reduksi kekuatan yang dimaksud adalah:
   Phi_bending = 0,8
   Phi_tension = 0,8
   Phi_compression(Tied) = 0,65
   Phi_compression(Spiral) = 0,7
   Phi_shear = 0,75 
Kombinasi beban yang dimaksud adalah:
1. U = 1.2 DL + 1.6 LL
2. U = 1.05SW+1.05DL+1.05LL+1.05Eq-X+0.315Eq-Z
3. U = 1.05SW+1.05DL+1.05LL+0.315Eq-X+1.05Eq-Z
Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah  disebutkan di atas juga dibutuhkan data-data konfigurasi tulangan pada masing-masing penampang kolom. Jadi pilihan penulangan untuk kolom adalah “Check” yaitu dengan konfigurasi tulangan yang ada dianalisa terhadap gaya-gaya dalam dan kombinasi pembebanan. Hasil analisa untuk penulangan kolom adalah rasio antara gaya-gaya yang terjadi dengan kapasitas dari kolom dan konfigurasi tulangan secara 3 dimensi.

2.3       Beban gempa nominal statik ekuivalen

2.3.1  Struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut, berupabeban gempa nominal statik ekuivalen.

2.3.2 Apabila kategori gedung memiliki Faktor Keutamaan I dan strukturnya untuk suatu arah sumbu utama denah struktur dan sekaligus arah pembebanan Gempa Rencana memiliki faktor reduksi gempa R dan waktu getar alami fundamental T1, maka beban  geser dasar nominal statik ekuivalen V yangterjadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut persamaan :


di mana C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa Rencana menurut Gambar 2 untuk waktu getar alami fundamental T1, sedangkan Wt adalah berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai.

2.3.3  Beban geser dasar nominal V harus dibagikan Sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan :

di mana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai, zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral, sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling atas.

2.4       Analisis statik ekuivalen

Mengingat pada struktur gedung beraturan pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana dapat ditampilkan sebagai beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai-lantai tingkat, maka pengaruh beban-beban gempa nominal statik ekuivalen tersebut dapat dianalisis dengan metoda analisis statik 3 dimensi biasa yang dalam hal ini disebut analisis statik ekuivalen 3 dimensi.

  1. Prosedur Perencanaan Struktur Bawah

Dari perhitungan dan analisa akibat beban tetap dan sementara diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada setiap pondasi. Semua pondasi pancang setempat dianalisa/diperiksa terhadap semua keadaan pembebanan tersebut di atas. Hasil dari analisa secara keseluruhan memperlihatkan bahwa seluruh hasil perhitungan sesuai dengan batas-batas perencanaan.
        



 





No comments:

Post a Comment